informesyen

Manjapuik Makan Anak Daro Jo Marapulai

Share this:

Manjapuik Makan Anak Daro Jo Marapulai

Salah satu tradisi dalam budaya Minang Sumatra Barat yang biasanya diselenggarakan setelah pernikahan adalah “Manjapuik Makan Anak Daro Jo Marapulai”. Maksud dari budaya ini adalah mengundang Anak Daro atau sebutan untuk mempelai Perempuan serta Marapulai atau sebutan untuk mempelai pria untuk makan ke rumah bako dari pihak laki=laki dan bako dari pihak Perempuan. Sebenarnya tidak hanya pihak bako atau keluarga ayah saja yang mengundang, tidak jarang juga dari pihak saudara ibu atau saudara-saudara dekat juga turut mengundang atau manjapuik makan anak daro jo marapulai ini. Manjapuik makan ini biasanya diawali dari pihak bako laki-laki terlebih dahulu baru setelah itu diikuti dari pihak bako perempuan dan setelah itu boleh dari pihak saudara lainnya jika ada. Berhubung Minangkabau itu luas dan punya budaya yang beragam juga kemungkinan pelaksanaan budaya ini tidak sama di seluruh daerah Minang.

(baca juga Perlengkapan Nyaman Untuk Ibu Hamil)

Dalam tradisi ini, biasanya anak daro dan marapulai tersebut diundang terlebih dahulu. Jadi ada satu atau dua orang orang yang akan datang ke rumah tempat anak daro dan marapulai menetap dengan membawa siriah dan menyampaikan maksud untuk mengundang makan. Setelah itu, anak daro dan marapulai ini datang tidak hanya berdua saja tapi juga beserta dengan pengiringnya. Pengiring anak daro biasanya terdiri dari 8-10 orang perempuan. Dan pakaian yang digunakan pakaian dan jilbab merah dengan rok songket dan selendang. Biasanya anak daro dan pengiringnya juga memakai selendang kalengkan berwarna merah yang dipakaikan di kepala dan untuk membedakan antara anak daro dan pengiring, salendang kalengkan anak daro dilipat dua sementara yang pengiringya tidak dilipat. Untuk anak daro biasanya juga membawa siriah yang dimasukan dalam tas khusus. Dan untuk marapulai biasanya juga ada pengiringnya tapi tidak sebanyak pengiring dari perempuan. Dan pakaian untuk marapulai adalah memakai jas hitam dan celana dasar serta peci hitam.

Dalam manjapuik makan anak daro jo marapulai ini, anak daro dan pengiringnya akan makan bersama-sama. Cara makannya dengan menggunakan piring besar atau biasa disebut sebagai pinggan atau piriang bajamba. Dalam satu piring bajamba atau dalam satu jamba terdiri dari 4-5 orang. Dan satu orang dalam setiap jamba tersebut biasanya adalah pihak tuan rumah atau orang yang mewakili tuan rumah. Jadi makan bersama tidak hanya anak daro dan pengiringnya saja tapi juga bersama pemilik rumah. Jadi ketika anak daro dan marapulai serta pengiringnya sudah sampai ke rumah tujuan, pinggan mulai diisi dengan nasi dan orang yang menjadi tuan rumah atau yang mewakili dalam jamba tersebut biasanya yang akan mengisi lauk dan sambal untuk disantap bersama. Dan untuk marapulai makannya sendiri menggunakan piring biasa tidak seperti anak daro.

(dompet lipat wanita JIMS HONEY ada banyak pilihan warna, klik di sini!)

Setelah makan nasi ada juga parabuangan atau makanan seperti ketan, ajik, kue dan agar-agar. Atau lebih kurang seperti makanan yang manis-manis yang dihidangkan seperti makanan penutup setelah makan nasi. Parabuangan ini juga dimakan bersama-sama seperti makan nasi sebelumnya tapi hanya menggunakan piring biasa saja. Bagaimana? Kamu sudah pernah dengar tradisi ini sebelumnya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *