Rumah Yang Besar Itu Repot
Salah satu impian banyak orang setelah menikah dan memiliki anak adalah punya keinginan untuk punya rumah sendiri dan hidup mandiri bersama pasangan dan anak anak. Hal ini sepertinya memang lebih baik karena dengan hidup mandiri dirasa akan lebih baik daripada masih berbaur atau bergantung dengan orang lain.
Tidak ada salahnya rumah yang dibutuhkan itu berupa rumah yang besar lengkap dengan semua perabotan dan fasilititasnya yang kalau dipikir-pikir lagi ujung-ujungnya mungkin juga akan ditinggalkan juga nantinya.
(baca juga Yang Pernah Aku Beli)
Mungkin ya juga karena selera atau kebutuhan setiap orang berbeda juga kan ya, dan sebenarnya punya rumah yang besar itu sangat merepotkan dan pastinya menguras banyak hal entah tenaga, biaya atau lainnya. Mulai dari membersihkan ini dan itu, belum lagi perbaikannya dan yang lebih repot lagi kalau ditinggal lama akan menimbulkan perasaan was-was. Belum lagi semakin berumur tenaga juga semakin kendur, akhirnya butuh tenaga orang lain misalnya art dan pastinya menguras biaya lagi.
Tapi tidak jarang juga ada kejadian akhirnya anak rebutan harta atau warisan peninggalan orang tuanya atau anak-anak yang tidak akur yang mengakibatkan ketidakpedulian antara satu sama lain dan akhirnya pergi dan membangun kehidupan masing-masing.
Ya mungkin inilah kenapa sebaiknya hidup itu ya sederhana saja, namun membuat kita lapang.
Barangkali orang tua juga berpikir apa yang mereka bangun itu adalah untuk anak-anak mereka. Tapi di masa depan setelah mereka punya kehidupan dan rumah tangga masing masing, apakah mereka akan mau berbaur untuk mengurusi hal itu bersama-sama? Akankah rumah yang mewah dan perabotan yang mahal atau yang lainnya akan “mau diurusi oleh mereka” di kemudian hari setelah mereka punya kehidupan masing masing nanti. Jadi, bagaimana?
(gantungan kunci mangkok sanrio lucu banget, klik di sini!)
