Duduk Sebentar

Ide untuk duduk sebentar mungkin lebih baik daripada menunggu balasan chatting yang tidak tahu akan sampai kapan. Terkadang ngobrol melalui bubble chat membuat kita tidak leluasa untuk mengungkapkan segala hal yang menjadi batu di dalam pikiran. Mengetik pesan yang super panjang juga rawan akan typo dan kesalah pahaman bagi yang membacanya dan bisa menimbulkan perselisihan juga tentunya. Lalu, bagaimana dengan telfon?

Berbicara melalui telfon memang lebih leluasa, tapi untuk bercerita segala hal yang menjadi batu dalam pikiran tadi apakah efektif? Melalui telfon memang tidak repot lagi untuk jari tangan mengetik pesan. Tapi, sinyal yang stabil sangat dibutuhkan demi kelancarannya.

(baca juga Renungan)

Tapi, saling bertatapan dan duduk bersama jauh lebih baik bukan. Saling bertemu di tempat yang nyaman dan ditemani dengan beberapa minuman ataupun cemilan yang bisa dinikmati bersama. Kita sekaligus bisa melihat ekspresi lawan bicara dalam merespon cerita yang kita lontarkan. Canda tawa ataupun sedih tidak bergantung lagi dengan kestabilan sinyal seperti yang kita lakukan melalui gadget. Tidak perlu membahas dan membanggakan pencapaian yang pernah dilakukan. Mengenang masa dahulu yang pernah dilalui bersama baik ketika suka maupun duka salah satu bahasan topik yang menyenangkan, bukan!. Berbicara tentang apa saja yang terlintas di pikiran entah itu cerita yang penting atau tidak. Dan pastinya bercerita sambil duduk bersama tanpa diganggu oleh gadget membuat obrolan menjadi lebih berkualitas.

Tanda pertemuan itu menyenangkan dan kita menikmatinya salah satunya adalah kita sampai lupa waktu bahwa pertemuan itu harus diakhiri. Tidak terasa kita harus kembali ke tempat masing-masing dan kembali dengan kesibukan masing-masing. Hal seperti ini juga membuat kita bisa melupakan bagaimana lelahnya hari-hari yang telah dilewati walaupun hanya sesaat. Sekali, dua kali, atau beberapa kali dikala senggang kegiatan ini sangat cocok untuk dilakukan.

(daily ibadah tracker, klik di sini!)