Perempuan

cegerigitaga – perempuan

Memasuki masa usia dua puluh tahun memang tidak mudah bagi perempuan, masih banyak impian yang ingin diraih, entah itu untuk diri sendiri maupun orang lain. Pada masa ini berbagai pertanyaan banyak dilontarkan salah satunya mengenai pernikahan. Ada perempuan yang memutuskan untuk menikah dini. Namun ada juga yang memutuskan untuk nanti saja. Dan diantara keduanya tidak ada pilihan yang benar maupun yang salah.

Bagi perempuan yang masih menunda hal ini pasti juga memiliki alasan, salah satu alasannya bisa jadi adalah karena mereka tidak mendapatkan panutan atau contoh pernikahan yang baik yang bisa dicontoh olehnya hingga itu mendorongnya untuk mau menikah. Bahkan contoh tersebut juga tidak didapatkan darinkeluarga maupun lingkungannya. Atau bisa jadi ada trauma sebagai anak dalam keluarga, sehingga nanti tidak mau memiliki anak atau keluarga terlebih dahulu.

Tidak semua perempuan yang bisa ditemui itu mendapatkan masa kecil yang hangat dari keluarganya. Orang tua dan lingkungan terlalu memaksakan anak perempuannya untuk segera menikah karena sudah cukup umur, takut nanti akan menjadi buah bibir tetangga, seolah-olah menikah itu harus dilakukan karena usia. Takut jika nanti terlalu tua sehingga nanti akan susah bertemu jodoh sehingga dikatakan tidak laku oleh masyarakat sekitar. Karena apa? terlalu sibuk menjaga nama di depan masyarakat, sehingga tidak memberikan kebebasan memilih untuk anak perempuannya. Tidak mengikuti apa yang seharusnya terjadi, apakah itu merupakan kesalahan yang besar? Sebaiknya lingkungan ataupun keluarga memberikan contoh bagaimana kehidupan pernikahan yang baik dan memiliki komukasi yang baik pula.

(baca juga Menjadi Orang Tua)

Bukankah mereka boleh memilih, mana yang menjadi prioritas terlebih dahulu, mana yang perlu ditunda dahulu. Apakah segala semuanya harus dikejar dan didapatkan di usia kepala dua?

cegerigitaga – perempuan