cegerigitaga

Pengingat

Share this:
cegerigitaga - pengingat
www.fadilamum.com

cegerigitaga – Pengingat

Tahun lalu, terdengar kabar seseorang yang sebaya denganku meninggal dunia. Sudah lebih dari satu tahun kepergiannya, namun ada cerita sebelum kepergiannya masih teringat oleh diriku. Bukan sahabat, ataupun teman dekat, juga tidak pernah satu sekolah, bahkan seingatku melihatnya langsung juga hanya satu kali saja yaitu pada saat acara rutin mingguan sewaktu masih sekolah dasar. Tapi, nama dan kabarnya beberapa kali kerap terdengar dari beberapa temanku, karena beberapa temanku SMA dan kuliah juga ada yang pernah satu sekolah dengannya. Ternyata, dia salah satu orang yang memang banyak dikagumi karena prestasinya. Dia memang hebat, bahkan alumni di salah satu SMA terbaik, dan universitas terbaik pula. 

Dia sudah terlebih dahulu menyelesaikan perkuliahan, dan tentunya lebih dahulu dari padaku. Selepas kuliah, sudah masanya untuk mencari kerja. Pertanyaan “sudah bekerja atau belum?” menjadi makanan sehari-hari. Siapa juga yang tidak ingin bekerja, memasukan berkas ke beberapa tempat, setidaknya memiliki penghasilan sendiri dan urusan uang tidak lagi bergantung pada orang tua maupun saudara.

Karena masa pandemi yang mulai menyerang menjadikan kesulitan mendapat pekerjaan. Belum lagi sedang maraknya himbauan untuk WFH dan di rumah saja. Beberapa bulan setelah datang pandemi, pekerjaan belum kunjung ada, dan terdengar kabar bahwa dia juga masih belum bekerja dan setelah itu cukup lama tidak terdengar lagi kabarnya olehku.

Setelah sekian lama, datang kabar mengejutkan jika dia telah meninggal dunia di salah satu rumah sakit, awalnya aku tidak yakin, untuk memastikannya aku sengaja melihat beberapa sosial media miliknya dan beberapa temannya yang aku kenali. Dan ternyata benar, ucapan duka cita tertuju untuknya dan keluarganya.

Beberapa saat setelah acara pemakamannya, ibuku datang kerumahnya untuk melayat. Setelah pulang melayat dari sana, aku duduk di samping ibuku, dan ibu mendapat cerita tentang dirinya dari melayat tadi. Salah satunya dia sosok yang religius yang bisa aku jadikan contoh dari dirinya. Tidak hanya itu, ternyata dia belum juga mendapat pekerjaan. Pernah dahulu ibunya bertanya apakah dia ingin bekerja atau tidak, dia mengatakan jika dia ingin bekerja di salah satu pertokoan di pasar atau menjahit pakaian saja, ingin agar uang yang didapatkan lebih berkah. “Bagaimana kita bisa maju jika memakan uang yang tidak ada keberkahannya?”. Lebih kurang seperti inilah percakapan yang pernah terjadi antara dia dan orang tuanya.

Mendengar hal seperti itu, aku termenung sebentar. Dia sosok yang dikenal memiliki banyak prestasi, ditambah lagi lulusan dari salah satu universitas terbaik, jika dia melamar pekerjaan pun tentu peluangnya untuk diterima bekerja jauh lebih besar, namun dia tidak haus akan posisi pekerjaan bergengsi dan gaji yang tinggi. Berbeda denganku, tidak memiliki prestasi sehebat dia, namun berharap lebih agar bisa bekerja di tempat dan posisi yang hebat, dan tentunya juga mencari gaji yang tidak sedikit, dan tidak sedikitpun terpikirkan olehku seperti apa uang yang akan aku terima nanti. Aku terlalu sibuk pada berapa nominalnya tapi lupa bagaimana keberkahannya. Sosok orang yang sama sekali tidak dekat denganku, tapi ceritanya sampai sekarang bisa menjadi pengingat untuk diriku.

cegerigitaga – Pengingat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *